Terorist Financing Dalam Dunia Maya
Internet telah menjadi platform “bebas” yang dapat diakses seluruh dunia dan menjadikan berbagai kalangan memanfaatkannya untuk menjual jasa, beriklan, berkomunikasi maupun mengurus masalah finansial.
Hampir semua perbankan juga ikut menjadikan internet untuk memudahkan para konsumennya dengan adanya internet banking. Proses pengiriman uang yang dulu kebanyakan dilakukan secara fisik, kini semuanya bisa dilakukan secara praktis menggunakan internet.
Hal tersebut juga secara tidak langsung memudahkan kelompok teror untuk penggalangan dana. Delik kasus pendanaan teroris melalui bank konvensional maupun entitas perusahaan finansial telah terkuak seiring penulusuran polisi kepada para napiter terorisme.
baca juga: Pentolan ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi
Melihat hal tersebut, financial company melakukan upaya pecegahan dengan cara memonitor transaksi agar terhindar dari eksploitasi kelompok teror di platform mereka, teroris butuh cara baru agar proses pendanaan tidak terhambat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ACAMS yang berjudul: Disrupting Terrorist Financing on Social Networks. Teroris sudah melakukan social-financing dengan memanfaatkan beberapa jejaring sosial dan game:
Teroris Di Media Sosial Dan Game
Beberapa media sosial sudah memiliki komponen pengiriman uang seperti telegram yang bisa mengirim mata uang virtual melalui chat. Facebook yang akan meluncurkan Libra, dimana user bisa langsung mengirim uang dari chat whatsapp atau messenger.
Bahkan proses fundrising teroris juga memanfaatkan media sosial untuk menjual senjata, seperti penggunaan snapchat oleh mujahidin suriah untuk menjual senjata. Dan lagi perusahaan video game yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dan bertransaksi dalam lingkungan virtual seperti Riot Games, Blizzard dan Game bernama Second Life yang dikembangkan oleh Linden Lab.
baca juga: Bahaya Penyempitan Makna Jihad
Game ini mencuat saat beberapa user melaporkan adanya kelompok teror yang memanfaatkan fitur online marketplace di game untuk menjual item berupa bendera ISIS. Second Life adalah game open world yang mendukung money service business. Di dalam game user bisa membuat item dan menjualnya ke pemain lain melalui transaksi langsung di dalam game. Uang hasil penjualan bahkan bisa kita Tarik ke rekening kita sendiri.
Pemaparan diatas merupakan bukti nyata bahwa segala aspek dalam internet tidak bisa luput dari pemanfaatan kelompok teror. Selain penggalangan dana berkedok donasi, kelompok teror juga bahkan menggunakan game untuk menggalang dana.
Dengan kompleksitas teknologi saat ini berbagai aspek dimanfaatkan dengan baik oleh teroris, salah satunya pengiriman dana dengan cryptocurrency yang tidak bisa terlacak.




 






 
 
 
 
 
 




