Pada bulan Januari 2023, 4 warga Uzbekistan melakukan perjalanan dangan tujuan akhir Indonesia. Mereka terdeteksi berangkat dari Istanbul, transit di Abu Dhabi dan Malaysia.
Dari hasil pemetaan identitas, 4 orang ini memiliki rekam jejak lintas negara yang mencurigakan. Ternyata betul 4 orang tersebut adalah anggota Katiba al-Tawhid wal Jihad (KTJ).
KTJ adalah Organisasi yang terafiliasi dengan Jabat an-Nusrah, organisasi sayap Al-Qaidah di Suriah. KTJ yang dulunya bernama Jannat Oshiklari ini kebanyakan beranggotakan jihadis dari Asia Tengah.
baca juga: Rekruitmen Teroris di Ranah Offline
Mereka pernah menyerang kedutaan China di Bishkek pada tahun 2016. Atas hasil “profiling” tersebut Densus 88 melakukan koordinasi aktif dengan Dirjen Imigrasi.
Kemudian terdeteksi bahwa 2 diantara 4 orang tersebut memasuki Indonesia dari Malaysia pada 6 Februari 2023, menyusul 2 orang berikutnya pada 27 Februari 2023.
Densus 88 mendalami pergerakan mereka, dan ternyata selama berada di Indonesia mereka getol melakukan perekrutan jihadis dan propaganda ideologi, baik secara digital melalui akun-akun anonim di media sosial maupun di lapangan, serta mengelola aliran pendanaan dalam jumlah besar dengan pola “winding circle”.
Bahkan salah satu dari mereka telah menikahi warga Bandung untuk mempermudah pergerakannya.
baca juga: Ibnu Muljam: Pembunuh Ali bin Abi Thalib RA
Hingga akhirnya pada 24 Maret 2023 jam 11 siang, Densus 88 bersama Dirjen Imigrasi melakukan kerjasama penangkapan kepada 4 warga negara Uzbekistan tersebut di sebuah hotel di Jakarta Utara.
Mereka saat ini diamankan untuk lebih mendalami sampai sejauh mana jaringan kelompok ini melakukan aktivitasnya.
Indonesia sepertinya masih terlihat seksi bagi kepentingan asing untuk memainkan agendanya. Mungkin karena masyarakat kita masih terlalu mudah utk “dihipnotis” oleh ideology-ideologi kebencian dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Dari pamflet propaganda yang ditemukan, mereka banyak memainkan narasi “perjuangan menegakkan Islam dengan membinasakan kaum Thoghut dan Jahiliyah”.
Cak islah mengatakan bahwa Mereka menganggap ini upaya penegakan agama, padahal cara mereka justru memperburuk citra Islam itu sendiri.
baca juga: Upaya Pembunuhan Terhadap Tokoh Agama Oleh Kaum Khawarij
Karenanya beliau tidak pernah percaya mereka beragama Islam, karena Islam tidak menyerukan penegakan agama dengan cara brutal. Terlebih menganjurkan untuk membantai saudara sebangsanya sendiri. Ndak mungkin banget! Islam itu agama berbasis cinta, kemanusiaan dan kedamaian.
Jika anda menganggap pelaku teror beragama Islam, maka anda adalah bagian dari kelompok yang ingin menghancurkan Islam dari dalam.
Islam jelas bukan terorisme. Para teroris beserta simpatisannya, hanyalah para begundal yang menunggangi keluhuran Islam agar kejahatannya berkesan terhormat pungkasnya.
Diambil dari tweet @islah_bahrawi