Pembunuh Ali Bin Abi Thalib itu al Al-quran yang Salah memahami Al Qur’an
Kelompok Khowarijlah yang kemudian merencanakan pembunuhan terhadap tiga tokoh utama yang terlibat dalam peristiwa tahkim yang oleh mereka dianggap sebagai pemimpin dzalim.
Mereka sepakat untuk berbagi tugas eksekusi Ibnu Muljam bersedia mengeksekusi Ali ra, Al barrak memilih Mu’awiyah sebagai sasarannya sedangkan Amr bin Bakr memilih Amr bin Ash sebagai sasaran eksekusinya. (Al Bidayah Wannihayah; Ibn Katsir; Al Ma’arif; Juz 7 Hal 327).
baca juga: Menakar Kemampuan Kelompok Teror dalam Mengelola Media Online dan Jejaring Sosial
Waktu subuh 17 ramadhan, Ketika Ali ra menyerukan kaum muslimin untuk melaksakana sholat subuh, saat beliau memasuki pintu masjid, Ibnu Muljam menghunjamkan pedangnya yang sudah dilumuri racun persis di kepala Ali bin Abi Thalib ra, beliau terluka parah dan dibawa pulang kerumah sementara Ibnu Muljam ditangkap dan dimasukkan penjara.
Sebelum wafat Sayidina Ali berwasiat jika beliau hidup maka beliau sendiri yang akan menghukumnya dan jika beliau meninggal maka Ibnu Muljam di hukum Qishas dan beliau melarang hukuman yang berlebihan.
Dua puluh satu Ramadhan Ali ra wafat sebagai Syahid selanjutnya Ibnu Muljam di eksekusi Qishas oleh putra tertua Ali yaitu Hasan bin Ali sesuai wasiat Ali bin Abi Thalib ra. (Siroh Amirul Mu’minin; 777)
Ibnu Muljam adalah gambaran bahwa Pemahaman agama yang keliru dan dijadikan sebagai satu-satunya kebenaran mutlak selalu saja menjadi alat legitimasi tindakan biadab dan terosime atas nama agama, oleh karenanya penting bagi kita untuk memahami ajaran agama secara tepat.