Dari keberhasilan pengkapan tersebut publik menduga bahwa tidak akan terjadi aksi terror dalam waktu dekat, ditambah lagi informasi yang didapat dari media bahwa kelompok teroris sedang kesulitan pendanaan, jadi semakin yakin bahwa kelompok teroris ini tidak akan melakukan terror.
Namun kenyataan berkata lain, pasangan suami istri yang masih cukup muda yang sedang mabuk agama meledakan diri di tempat suci Nasrani.
Aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh pasutri ini bisa dimungkinkan oleh dua faktor, pertama ada kemungkinan merupakan aksi balas dendam atas banyaknya kaum mereka yang ditangkap oleh aparat kepolisian pada beberapa waktu yang lalu, kemudian faktor yang kedua adalah ada semacam program mendulang pahala menjelang bulan Ramadhan.
baca juga: Pentolan ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi
Beberapa tahun yang lalu aksi bom bunuh diri menjelang bulan Ramadhan ini cukup marak terutama oleh kelompok teroris yang berafiliasi dengan kelompok ISIS, hal ini dilakukan bukan tanpa dasar.
Pada 2015 lalu, enam hari menjelang puasa atau pada 23 Juni 2015, juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani menyerukan kepada para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan Ramadan.
Tiga hari kemudian seruan Abu Muhammad al-Adnani ini dilaksanakan oleh pengikutnya dan bom pun meladak di masjid milik kelompok Syiah di Kuwait, 26 orang tewas dalam peristiwa tersebut.