Lashkar-e-Taiba melakukan serangan pertamanya ke Jammu dan Kashmir pada tahun 1993. Pada akhir 1990-an, Lashkar-e-Taiba dituduh menerima dana dari lembaga pemerintah Pakistan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah.
Kelompok ini mulai beroperasi di wilayah Jammu, yang memiliki banyak non-Muslim. Bekerja sama dengan Hizb-ul-Mujahidin, Lashkar-e-Taiba memulai program serangan terhadap umat Hindu dan Sikh.
Aktivitas Awal
Serangan Lashkar-e-Taiba sering ditujukan pada warga sipil. Mulai tahun 1999, Lashkar-e-Taiba melakukan serangkaian serangan bunuh diri terhadap pasukan keamanan India, seringkali menargetkan markas yang tampaknya aman.
Dalam serangan seperti itu, pasukan Lashkar-e-Taiba kalah jumlah dan akhirnya terbunuh, meskipun sebelumnya membunuh pasukan India dan menyebabkan kerusakan parah.
baca juga: Empat WNA Asal Uzbekistan Jaringan Teroris Internasional di Tangkap Densus 88
Pada tahun 2000 Lashkar-e-Taiba berselisih dengan Hizb-ul-Mujahidin, yang mengumumkan gencatan senjata singkat dengan India. Kelompok itu kehilangan lebih banyak sekutu pada tahun 2001, setelah serangan 11 September di Amerika Serikat menyebabkan penggulingan pemerintah Taliban di Afghanistan oleh pasukan militer pimpinan AS.
Pada 13 Desember tahun itu, Lashkar-e-Taiba melakukan serangan bunuh diri di kompleks parlemen India di ibu kota, New Delhi, bersama dengan Jaish-e-Mohammed, kelompok militan lainnya. Sebagai tanggapan, pemerintah Amerika Serikat membekukan aset AS di Lashkar-e-Taiba dan menyatakannya sebagai organisasi teroris
Di bawah tekanan dari Amerika Serikat untuk menindak kelompok militan tersebut dan untuk menghindari perang dengan India, pemerintah Pakistan melarang kelompok tersebut pada Januari 2002 dan menangkap pemimpinnya, Hafiz Muhammad Saeed, tetapi dia dibebaskan beberapa bulan kemudian. Dia mendirikan organisasi amal yang dikenal sebagai Jamaat ud-Dawa, yang secara luas dipandang sebagai front untuk Lashkar-e-Taiba.